![]() |
Syafrudin SP (Abi Bahar) | Humas Woyla Meutaloe Waréh |
SAMUDERAPOS.ID | MEULABOH -- Kami, segenap keluarga besar Woyla Meutaloe Waréh—sebuah wadah persatuan tokoh dan masyarakat Woyla lintas profesi dan generasi, baik yang menetap di kampung halaman maupun di perantauan—mengucapkan selamat dan menyampaikan dukungan penuh atas berdirinya Pabrik Karet Remah PT Potensi Bumi Sakti di Desa Glee Siblah, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, yang telah diresmikan pada Selasa, 8 Juli 2025.
Kehadiran pabrik ini kami nilai sebagai langkah maju dalam menjawab harapan lama masyarakat pedalaman Woyla akan hadirnya industri pengolahan berbasis hasil pertanian rakyat. Kami menyambut baik upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang diwakili langsung oleh Bapak Bupati Tarmizi, S.P., M.M. dalam mendorong percepatan investasi produktif yang berpihak kepada rakyat kecil, demikian disampaikan oleh Syafrudin SP (Abi Bahar) selaku Humas Woyla Meutaloe Waréh, Rabu 09 Juli 2025.
Menurutnya, ini bukan hanya pabrik karet, tetapi juga simbol keadilan pembangunan dari pinggiran. Woyla yang selama ini dikenal sebagai kawasan penghasil karet, kini mulai mendapat tempat dalam peta industri Aceh.
Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Bupati Aceh Barat dalam sambutannya, bahwa lebih dari 50 ribu warga usia produktif masih menganggur, maka kehadiran pabrik ini merupakan peluang besar untuk membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi keluarga, ungkap Syafrudin.
Namun demikian, bersama dukungan ini, kami juga menyampaikan beberapa catatan harapan dan masukan konstruktif agar pabrik ini benar-benar membawa maslahat dan tidak mengulang persoalan sosial-ekologis yang terjadi di tempat lain:
1. Tenaga Kerja Lokal sebagai Prioritas
Rekrutmen tenaga kerja hendaknya mengutamakan putra-putri Woyla dan Aceh Barat, khususnya mereka yang telah lama menunggu kesempatan bekerja layak di tanah sendiri. Dengan antusiasme masyarakat yang begitu besar, kami berharap tidak ada warga sekitar yang justru merasa asing di kampungnya sendiri.
2. Pengelolaan Lingkungan yang Bertanggung Jawab
Kami berharap pihak perusahaan mengelola limbah, suara mesin, dan debu dengan standar terbaik. Banyak pabrik di tempat lain yang akhirnya menuai konflik akibat pencemaran lingkungan. Kami percaya PT Potensi Bumi Sakti tidak akan menempuh jalan yang sama, tetapi memilih menjadi teladan industri yang ramah lingkungan dan menjunjung tinggi keberlanjutan.
3. Kemitraan Petani dan Koperasi
Kami mendorong adanya pola kemitraan langsung antara pabrik dengan petani karet dan koperasi lokal. Kemitraan ini akan menciptakan rantai pasok yang adil dan transparan, serta meningkatkan harga jual dan daya tawar petani.
4. Program CSR yang Tepat Sasaran
Kami berharap program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tidak hanya berbentuk kegiatan simbolik, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan Program CSR hendaknya disusun secara partisipatif dan disinergikan dengan lembaga masyarakat, pemuda, perempuan, dan pemerintah gampong.
5. Dialog Terbuka dan Komunikasi Berkala
Kami mendorong terjalinnya komunikasi terbuka antara perusahaan dan masyarakat melalui forum rutin atau ruang dialog, agar jika ada masalah dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Kami ingin pabrik ini bukan hanya hidup secara ekonomi, tapi juga tumbuh dalam etika dan tanggung jawab sosial. Jangan sampai industri menjadi sumber keluhan baru. Sebaliknya, jadikan ini awal kebangkitan pedalaman Woyla," pungkas Abi Bahar.
Atas nama masyarakat dan tokoh-tokoh Woyla, kami mengajak semua pihak—terutama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dan PT Potensi Bumi Sakti—untuk berjalan bersama membangun kawasan ini dengan hati, ilmu, dan akhlak. Semoga pabrik ini membawa berkah, lapangan kerja, dan masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kami di bumi Woyla tercinta, demikian papar Syafrudin alias Abi Bahar. (SP/DAMRY)