![]() |
Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Kapolri |
Marwah, privasi Institusi Polri yang akhir akhir ini sempat menurun akibat pelanggaran etik oleh Irjen Ferdy Sambo dalam kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap ajudannya Brigadir Jossua.Sang Jenderal Listyo perlu bekerja lebih ekstra untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian setelah babak belur dihajar kasus Ferdy Sambo.
Listyo tidak cukup hanya meminta bawahan mengundurkan diri jika merasa tidak mampu. Karena dalam institusi sepenting kepolisian, beban masa lalu juga sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota kepolisian, apapun pangkat dan jabatannya.
Selama kasus kematian Brigadir J, wajah kepolisian benar-benar terbongkar. Gang di dalam kepolisian, isu gerbong, serta peredaran narkotika dan perjudian, mewarnai pemberitaan di halaman utama media.
Bahkan isu seorang perwira menengah di bidang reserse yang menggunakan narkotika menjadi hambar. Kejahatan itu tidak sebanding dengan kasus yang saat ini membebani kepolisian.
Seharusnya langkah untuk memberhentikan Listyo harus diambil oleh Presiden Joko Widodo, bila tidak mampu memproses kasus polisi tembak polisi secara terbuka dan terang benderang.
Kita patut mengapresiasi penetapan tersangka kepada Irjen Fredy Sambo dan Isterinya Putri Candrawathi terhadap rencana Pembunuhan Brigadir J.
Perintah tegas Kapolri Listyo memudahkan kinerja penyidik untuk mengusut tuntas kasus Ferdi Sambo ini. Termasuk juga dugaan geng kepolisian yang mengendalikan bisnis narkoba, pelacuran, dan judi.
Langkah ini diikuti dengan upaya presiden untuk membersihkan kanker yang selama ini merusak kepolisian. Harus ada yang bertanggung jawab rangkaian peristiwa memalukan di tubuh kepolisian ini.
Sebagai pimpinan tertinggi, Jenderal Listyo mempunyai beban dan tanggung jawab. Marwah Polisi Indonesia harus segera pulih kembali, jangan ternoda oleh tangan kotor oknum Polisi yang tidak bermoral.
Akan kah ditangan lembut Jenderal Listyo Sigit Prabowo marwah itu pulih kembali, masyarakat Indonesia menantikan proses hukum yang tegas tanpa pandang bulu.
Intruksi tegas dari Jenderal empar Listyo mulai bereaksi, hampir semua Kapolda di Indonesia mulai keluar taringyan dalam membasmi segala bentuk kejahatan perjudian, portitusi dan narkoba.
Seperti di Aceh, Kapolda Irjen Ahmad Haydar telah meminta para jajarannya untuk menindak segala bentuk kejahatan yang meresahkan mulai peredaran gelap narkoba, adanya pungutan liar atau pungli, ilegal mining, penyalahgunaan BBM dan LPG sebagaimana arahan Kapolri.
"Kami berkomitmen melaksanakan perintah Kapolri dalam menindak tegas penyalahgunaan narkoba dan perjudian baik konvensional maupun online sampai ke akar-akarnya," sebut Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar kepada Media.
Polda Aceh tidak memberikan toleransi kepada jajarannya yang melakukan tindakan pidana kejahatan. "Tidak akan pandang bulu dalam penindakan praktik perjudian, penyalahgunaan narkoba tersebut," ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan masyarakat dalam upaya memberantas perjudian, penyalahgunaan narkoba dan tidak pidana lainnya di provinsi Aceh. "Kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh peran masyarakat. Jika ditemukan silahkan lapor, akan kita tindaklanjuti," tuturnya.
Listyo tidak cukup hanya meminta bawahan mengundurkan diri jika merasa tidak mampu. Karena dalam institusi sepenting kepolisian, beban masa lalu juga sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota kepolisian, apapun pangkat dan jabatannya.
Selama kasus kematian Brigadir J, wajah kepolisian benar-benar terbongkar. Gang di dalam kepolisian, isu gerbong, serta peredaran narkotika dan perjudian, mewarnai pemberitaan di halaman utama media.
Bahkan isu seorang perwira menengah di bidang reserse yang menggunakan narkotika menjadi hambar. Kejahatan itu tidak sebanding dengan kasus yang saat ini membebani kepolisian.
Seharusnya langkah untuk memberhentikan Listyo harus diambil oleh Presiden Joko Widodo, bila tidak mampu memproses kasus polisi tembak polisi secara terbuka dan terang benderang.
Kita patut mengapresiasi penetapan tersangka kepada Irjen Fredy Sambo dan Isterinya Putri Candrawathi terhadap rencana Pembunuhan Brigadir J.
Perintah tegas Kapolri Listyo memudahkan kinerja penyidik untuk mengusut tuntas kasus Ferdi Sambo ini. Termasuk juga dugaan geng kepolisian yang mengendalikan bisnis narkoba, pelacuran, dan judi.
Langkah ini diikuti dengan upaya presiden untuk membersihkan kanker yang selama ini merusak kepolisian. Harus ada yang bertanggung jawab rangkaian peristiwa memalukan di tubuh kepolisian ini.
Sebagai pimpinan tertinggi, Jenderal Listyo mempunyai beban dan tanggung jawab. Marwah Polisi Indonesia harus segera pulih kembali, jangan ternoda oleh tangan kotor oknum Polisi yang tidak bermoral.
Akan kah ditangan lembut Jenderal Listyo Sigit Prabowo marwah itu pulih kembali, masyarakat Indonesia menantikan proses hukum yang tegas tanpa pandang bulu.
Intruksi tegas dari Jenderal empar Listyo mulai bereaksi, hampir semua Kapolda di Indonesia mulai keluar taringyan dalam membasmi segala bentuk kejahatan perjudian, portitusi dan narkoba.
Seperti di Aceh, Kapolda Irjen Ahmad Haydar telah meminta para jajarannya untuk menindak segala bentuk kejahatan yang meresahkan mulai peredaran gelap narkoba, adanya pungutan liar atau pungli, ilegal mining, penyalahgunaan BBM dan LPG sebagaimana arahan Kapolri.
"Kami berkomitmen melaksanakan perintah Kapolri dalam menindak tegas penyalahgunaan narkoba dan perjudian baik konvensional maupun online sampai ke akar-akarnya," sebut Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar kepada Media.
Polda Aceh tidak memberikan toleransi kepada jajarannya yang melakukan tindakan pidana kejahatan. "Tidak akan pandang bulu dalam penindakan praktik perjudian, penyalahgunaan narkoba tersebut," ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan masyarakat dalam upaya memberantas perjudian, penyalahgunaan narkoba dan tidak pidana lainnya di provinsi Aceh. "Kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh peran masyarakat. Jika ditemukan silahkan lapor, akan kita tindaklanjuti," tuturnya.