![]() |
Terlihat Kadis Pendidikan dan Kebudayaan kota Lhokseumawe A. Haris didampingi oleh guru Penggerak pada kegiatan lokakarya 7 dengan tema " Festival Panen Hasil Belajar " FOTO |SYUHADA ABDULLAH |
LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Lhokseumawe dalam waktu dekat akan segera mengukuhkan sedikitnya 41 orang guru Penggerak angkatan 6 dalam wilayah kota Lhokseumawe, mengingat ilmunya supaya dapat di aplikasikan kepada rekan sejawat dan juga kepada sekolah.
Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran (PPL) dalam dunia pendidikan. Maka sangat penting untuk segera dapat dikukuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas kelulusan, demikian disampaikan oleh Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan kota Lhokseumawe, A. Haris, S. Sos, M.Si kepada media ini, Jumat 5 Mei 2023 kemarin.
Menurutnya, dengan hadirnya guru penggerak di Kota Lhokseumawe, telah memberikan angin segar bagi dunia pendidikan dan bagi wali murid dalam menciptakan pembelajaran yang benar benar berkualitas berdasarkan kurikulum merdeka.
Sehingga pola pikir kita bisa berubah, jangan seolah olah yang bangus hanya daerah kita, padahal masih banyak di daerah- daerah lain yang juga lebih bagus juga.
Sehingga dengan lahirnya para guru penggerak di Kota Lhokseumawe, kita harapkan menjadi motivator bagi guru-guru yang lain dan menjadi support system bagi dunia pendidikan, terang A. Haris.
Oleh karena itu, Plt Kadis Pendidikan A. Haris, sangat mengharapkan dengan adanya guru penggerak akan menjadi icon bagi sekolah-sekolah tempat bapak/ibu bertugas sekarang dan juga untuk ditransfer ilmu ini kepada sekolah sekolah lainnya diluar bapak/ibu yang pimpin sekarang.
Disamping itu, mengenai festival panen hasil belajar calon guru penggerak diharapkan dapat menjelaskan proses yang dialami dan praktek, baik yang didapatkan dalam mengembangkan program yang berdampak pada murid dan juga dapat menjelaskan saran untuk pengembangan program dari para pengunjung serta dapat memberikan hasil pembelajaran selama 6 bulan dan dampaknya terhadap individual guru yang semestinya, terang A. Haris.
Selanjutnya kata A. Haris, mari kita satuan langkah dan pikiran untuk membantu dunia pendidikan di kota Lhokseumawe. Mengingat dengan membantu dunia pendidikan, kiranya kita penuhi keinginan seluruh sekolah. Seperti pengenalan sepintas tentang tugas Polri yang menjadi favorit anak-anak selama ini.
Sehingga tidak perlu jauh-jauh lagi, cukup datang ke Banda Sakti yang sudah ada guru penggerak. Apalagi baru baru ini ada beberapa dari rekan rekan wartawan mempertanyakan kenapa sejauh ini belum ada guru penggerak sekolah di kota Lhokseumawe.
Saya jawab, sekarang semua sekolah sudah ada guru penggeraknya, jadi semua sekolah di Lhokseumawe sudah menjadi favorit anak-anak. " tidak perlu lagi kita bilang itu sekolah-sekolah Habibie yang menjadi favorit, jadi semua sekolah sekarang telah menjadi favorit anak anak dan juga wali murid," ungkap A. Haris.
![]() |
Tgk Syuhda Abdullah | Guru Penggerak |
Sementara itu, salah seorang guru penggerak angkatan 6, Tgk Syuhada Abdullah, guru SDN 8 Banda Sakti mengatakan dengan hadirnya para guru penggerak di seluruh sekolah dalam wilayah kota Lhokseumawe sudah dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik.
Dimana, sebut Tgk Syuhda Abdullah, di sekolah Gampong pun sudah ada guru penggerak, sehingga tidak perlu lagi bapak ibu wali murid repot-repot untuk memilih sekolah buat anak-anak nya.
Menurut Tgk Syuhada, guru penggerak merupakan pelatih dan pemimpin, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Karena hal ini menjadi komunitas belajar baru bagi guru penggerak yang mungkin masih dapat dilakukan ketika sudah selesai mengikuti program pelatihan.
Disamping kami dituntut untuk berkolaborasi dengan lebih banyak orang guru penggerak lainnya yang akan disiapkan untuk mendidik siswa di masa sekarang yang berbeda dengan mendidik siswa di zaman dahulu. Sehingga guru penggerak harus dibekali dan menguasai proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Guru penggerak juga harus dapat menggerakkan komunitas belajar bagi rekan rekan guru di sekolah menjadi agen perubahan bagi rekan guru lainnya dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendorong kepemimpinan siswa dan harus bisa menjadi teladan serta agen transformasi ekosistem pendidikan, sebut Tgk Syuhda yang juga alumni dayah Tanoh Murah angkatan 1990.
Yqng menjadi clossing statemen, semua harus mengacu kepada perubahan menyeluruh dan bersesuaian dengan profil Pelajar Pancasila yang merupakan pemimpin pembelajaran di masa depan, dan yang telah sukses menyiapkan dan menampilkan aksi nyatanya dalam lokakarya 7 PGP angkatan 6, seru Tgk Syuhda Abdullah dengan nada gembira. (DAMRY/SYUHADA).