![]() |
Daftar Imunisasi Bayi |
LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM--Memiliki keluarga yang sehat dan sejahtera adalah impian setiap orang. Untuk mewujudkan itu, Ayah dan Bunda perlu waspada pada bahaya beragam penyakit yang siap mengintai si kecil yang sistem imunnya belum benar-benar lengkap.
Nah, salah satu cara yang wajib ditempuh oleh Ayah dan Bunda adalah melengkapi daftar imunisasi untuk bayi baru lahir. Apa saja? Simak penjelasan yang disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza kepada media ini dalam artikel Advertorial berikut ini.
Dikatakan oleh Safwaliza, pentingnya Imunisasi untuk Bayi Baru Lahir, mengutip dari Kementerian Kesehatan mencanangkan wajib imunisasi yang bertahap bagi bayi baru lahir hingga 18 tahun.
Gunanya, tentu saja untuk melindungi buah hati pada masa tumbuh kembangnya dari penyakit-penyakit berbahaya.
Salah satu mitos yang paling banyak berkembang adalah bahwa imunisasi itu tidak penting dan hanya membuat bayi kesakitan karena demam.
Nah, Ayah dan Bunda yang cerdas harus tahu bahwa demam ini justru pertanda bagus, hanya bersifat sementara, dan sangat menguntungkan si kecil dalam jangka panjang
Sederhananya, konsep imunisasi adalah menyuntikkan virus yang telah dilemahkan ke tubuh bayi agar tubuh anak menyesuaikan dan membentuk antibodi alami untuk menyerang balik virus tersebut.
![]() |
Imunisasi Bayi |
Sehingga ketika si anak dewasa dan terpapar virus sejenis, tubuhnya telah memiliki sistem pertahanan yang memadai.
Sebab demikian, lanjut Safwaliza demam pada anak pasca imunisasi justru adalah pertanda bagus. Artinya, vaksin itu telah bekerja dengan baik.
Hepatitis B
Bayi yang baru berusia 24 jam sudah bisa diberikan vaksin Hepatitis B. Penyakit satu ini berbahaya karena menyasar fungsi hati, dan hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang paling ampuh.
Vaksin Hepatitis B terdiri dari 4 dosis. Setelah dosis vaksin pertama, akan dilanjutkan dengan jeda sebulan sehingga si Kecil akan disuntik lagi pada bulan ke-2, ke-4, dan terakhir ke-6.
Polio
Saat anak berusia sebulan, saatnya diberikan vaksin polio. Penyakit yang berpotensi menimbulkan kelumpuhan ini bisa diberikan vaksinnya baik melalui mulut (OPV) maupun suntikan (IPV)
BCG
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis supaya paru-paru anak tetap terjaga. Vaksin ini bisa diberikan saat usia anak 2-3 bulan.
DPT
DPT merupakan akronim dari difteri, pertusis, dan tetanus. Bisa diberikan pada bayi berusia 2-4 bulan dengan jeda pemberian 1 bulan.
PCV
PCV alias pneumokokus adalah gangguan paru-paru taraf sedang-berat yang sulit ditanggulangi jika sudah kena. Karenanya, vaksin ini sangat disarankan oleh para ahli medis.
Rotavirus
Virus rota yang menyerang pencernaan ini bisa mengganggu tumbuh kembang anak Anda. Untuk mencegahnya, berikan dosis vaksin rotavirus begitu anak menginjak usia 6 atau 8 bulan. Biasanya, dosis vaksin ini diberikan dua kali.
Campak
Khusus virus yang satu ini biasanya sepaket (campak, gondongan, rubella) dan menggunakan vaksin MMR. Diberikan pada usia 9 bulan, ditambah dosis tambahan nanti saat bayi sudah menginjak usia 18 bulan.
Nah, itulah daftar imunisasi yang harus dipenuhi untuk menunjang kesehatan si kecil. Selalu pantau informasi di pusat layanan kesehatan atau dokter anak yang Ayah dan Bunda percaya untuk mendapatkan jadwal vaksin yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan!
Gejala campak sedikit mirip dengan penyakit flu pada umumnya yaitu demam, nyeri otot, pusing, pilek, batuk, hingga tubuh terasa lemas. Namun, gejala yang paling membedakan flu umum dengan campak adalah ruam pada kulit. Campak akan menimbulkan ruam berwarna kemerahan di sekujur tubuh, namun flu umum tidak demikian.
Untuk mengenal apa itu campak selengkapnya, Anda dapat membaca artikel berikut ini sampai habis.
Apa itu Campak?
Sebenarnya, apa itu campak? Jadi, campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan. Penyakit campak ini sangat menular (infeksius) dan dapat menimbulkan komplikasi serius pada anak-anak apabila tidak ditangani sesegera mungkin.
Walau demikian, campak adalah penyakit yang bisa dicegah atau tergolong ke dalam jenis PD3I (Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi). Karena itu, penting untuk melakukan imunisasi campak pada anak untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi satu ini.
Penyebab Campak
Penyebab utama campak adalah infeksi virus dari famili Paramyxovirus, seperti rubeola dan rubella. Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui percikan air liur penderita campak.
Perlu diketahui, penderita campak dapat menularkan penyakitnya sejak 4 hari sebelum ruam merah muncul pada kulit. Bahkan, penderita campak juga masih bisa menularkan penyakit tersebut 4 hari setelah ruam merah muncul. Di samping itu, virus penyebab campak juga bisa bertahan di udara dan menempel pada benda-benda selama kurang lebih 2 jam.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan virus campak pada seseorang. Faktor risiko dari campak adalah sebagai berikut:
![]() |
Tanda Campak |
Umumnya, gejala campak akan muncul kurang lebih sekitar 7 sampai 14 hari setelah tubuh terinfeksi virus rubeola atau rubella. Gejala awal dari campak adalah demam tinggi, batuk, pilek, serta mata merah. Memang, gejala awal campak tersebut terlihat sedikit mirip dengan flu umum.
Namun setelah beberapa hari, campak akan memunculkan gejala khas yakni ruam merah pada kulit. Adapun gejala dari penyakit campak adalah sebagai berikut:
Pengobatan Campak
Penyakit campak sebenarnya tidak memerlukan tindakan pengobatan khusus. Lantaran, campak bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, penderita campak tetap dapat diberi penanganan untuk meringankan gejala serta mencegah terjadinya komplikasi penyakit serius.
Penanganan yang dilakukan untuk meringankan gejala campak adalah sebagai berikut: