SAMUDERAPOS.id
SAMUDERAPOS.id

Dinkes Lhokseumawe Edukasi Pertolongan Pertama Demam Berdarah pada Anak dan Pencegahannya

Sketsa Demam Berdarah pada Anak 


LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM-- Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit musiman yang sangat identik dengan musim hujan karena nyamuk Aedes aegypti lebih cepat berkembang biak di genangan-genangan air. Akan tetapi, DBD juga bisa terjadi selama musim kemarau. 

Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat kota Lhokseumawe untuk selalu waspada terhadap potensi penyebaran penyakit DBD terlebih karena iklim saat ini silih berganti tak menentu, demikian dikatakan oleh  Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza M.Kes melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Cut Fitri Yani, S.KM kepada media Samuderapos belum lama ini di ruang kerjanya.

Dikatakan Cut Fitri, mari kenali gejala DBD dan fase penularan penyakitnya agar masyarakat bisa memahami seperti apa pertolongan pertama yang tepat untuk demam berdarah pada anak serta langkah langkah pencegahannya.

Menurut Cut Fitri, Gejala Demam Berdarah (DBD) pada Anak-anak masuk dalam kelompok individu yang rentan terserang DBD. Hal ini karena daya tahan tubuh anak yang masih berkembang dan mereka sangat suka bermain atau beraktivitas di luar sehingga lebih mudah digigit nyamuk. 

Anak-anak dilakukan perawatan akibat DBD 

Gejala dapat mulai muncul dari hari ke-4 hingga 2 minggu setelah anak digigit oleh nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Penyakitnya itu sendiri biasanya berlangsung selama 2-7 hari.

Gejala DBD yang biasanya muncul pertama kali akan mirip penyakit flu biasa, yaitu demam, nyeri di belakang mata dan di persendian, lemas, sakit pada otot dan/atau tulang, dan sakit kepala, terang Cut Fitri.

Lebih detailnya, gejala DBD paling umum terjadi adalah sebagai berikut: Demam tinggi hingga 40°C. Nyeri otot, tulang dan sendi, mual, muntah, sakit di belakang mata, kelenjar getah bening bengkak, timbul bintik-bintik merah di kulit.

Jika anak masih berusia dini dan baru pertama kali terkena penyakit ini, gejala yang dirasakan biasanya ringan. Ada juga beberapa anak yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, namun pada anak-anak yang usianya lebih tua atau pernah mengalami DBD sebelumnya, gejala bisa terasa sedang hingga parah, ujar Kabid Kesmas Dinkes Lhokseumawe ini.

Terserang penyakit DBD 

Pahami Fase DBD pada Anak

Gejala sakit umumnya tidak langsung muncul setelah anak digigit nyamuk. Ini karena virus yang masuk ke dalam tubuh anak akan mengalami masa inkubasi terlebih dulu. Masa inkubasi adalah rentang waktu dari mulai anak terpapar dengan kuman penyebab infeksi hingga timbulnya gejala-gejala awal dari penyakit tersebut, sebut Cut Fitri.

Masa inkubasi penyakit DBD adalah antara 4-10 hari setelah digigit nyamuk. Setelah itu, gejala DBD biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Namun, setelah terpapar pun anak masih dapat menularkan penyakit kepada orang lain meski tidak merasakan gejalanya.

Melansir IDAI, kemunculan gejala dari setelah masa inkubasi umumnya terbagi dalam 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Berikut adalah penjelasan singkatnya.

Sketsa Pemberantasan Sarang Nyamuk 

1. Fase Demam

Fase demam berlangsung selama 2-7 hari yang ditandai dengan demam mendadak tinggi, disertai nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan timbul bintik kemerahan di kulit.

Fase demam DBD dengan demam biasa memang sulit dibedakan. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat dapat mewaspadai nya dan perlu membawa si Kecil ke rumah sakit untuk cek darah dan memastikan apakah ada penurunan jumlah sel darah putih dan jumlah trombosit. Penurunan sel darah putih dan trombosit adalah salah satu ciri khas penyakit DBD.

2. Fase Kritis

Fase kritis sering terjadi pada hari ke-4 hingga hari ke-6 sejak terjadinya demam. Pada fase ini, ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan pada anak, seperti sering muntah-muntah, nyeri perut, dan terjadi perdarahan di kulit, gusi, dan hidung alias mimisan. 

Pada fase kritis, suhu tubuh anak juga bisa menurun dan kembali normal (tidak lagi tergolong demam). Banyak orang tua yang menganggap jika suhu anak sudah turun, artinya ia mulai sembuh. Namun, justru masa-masa inilah yang berbahaya.

Anak harus mendapat banyak cairan untuk mencegah dehidrasi karena di fase kritis ini terjadi peningkatan aktivitas di pembuluh darah yang mengakibatkan darah menjadi lebih kental. Peningkatan asupan cairan penting untuk dilakukan agar tidak menyebabkan syok atau kematian.

3. Fase Pemulihan

Fase pemulihan ini berlangsung dalam waktu 48-72 jam setelah demamnya turun atau pada hari 6-7 setelah gejala pertama kali muncul. Fase pemulihan biasanya ditandai dengan perbaikan kondisi secara umum, yaitu nafsu makan anak mulai naik, bisa kembali aktif,  dan buang air kecil cukup atau lebih banyak. 

Meski sudah terlihat mulai sembuh, si Kecil tetap perlu menjalani pemeriksaan laboratorium untuk memastikan jumlah trombosit mulai normal kembali dan kondisi anak benar-benar sudah stabil, yaitu lewat dari masa kritis.

Pertolongan Pertama Demam Berdarah pada Anak adalah strategi awal agar tidak berkembang makin parah dan si Kecil bisa kembali ceria seperti sedia kala, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua sebagai pertolongan pertama pada anak yang mengalami DBD:

Berikut ini adalah sejumlah langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit demam berdarah pada anak ungkap Cut Fitri.

Gejala DBD 

1. Tempelkan Kompres Hangat

Ketika anak mulai demam, segera tempelkan kompres hangat di dahi, ketiak, lipatan siku, maupun selangkangannya untuk cepat menurunkan panasnya. Jangan gunakan air dingin atau kompres es, ya, karena suhu dinginnya akan membuat anak menggigil dan suhu tubuhnya makin naik.

Apabila si Kecil demam, orang tua juga bisa ketahui penanganannya lebih lanjut lewat Health Immune Checker secara gratis. Di sini orang tua juga bisa mencari solusi terbaiknya jika anak terus-terusan menangis karena sakit. Jadi, orang tua tidak perlu khawatir.

2. Berikan Banyak Minum

Gejala DBD yang berupa diare, demam, dan muntah-muntah dapat meningkatkan risiko anak mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, berikanlah si Kecil banyak minum air putih (minimal 2 liter per hari) atau berikan makanan berkuah seperti sup kaldu ayam dengan sayuran untuk mengembalikan cairan tubuhnya.

Orang tua juga bisa berikan jus jambu segar sebagai pertolongan pertama demam berdarah pada anak. Jus jambu memang tidak secara langsung menyembuhkan penyakit si Kecil maupun meningkatkan trombosit dalam darahnya. Akan tetapi, ini bisa jadi cara yang enak bagi anak-anak yang bosan minum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairannya.

Pasalnya, pada penderita DBD, plasma darah yang mengandung air dan nutrisi akan bocor sehingga isinya keluar dari pembuluh darah ke jaringan lain. Usahakan memberikan jus jambu dari buah asli, bukan jus jambu kemasan yang banyak mengandung zat aditif dan gula tambahan. Jika si Kecil menolak konsumsi banyak cairan secara langsung, coba apelan-pelan berikan  cairan dengan sendok teh setiap 5-10 menit.

3. Berikan Makanan Bergizi

Mengonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang diperlukan untuk proses pemulihan yang maksimal karena membantu menguatkan sel-sel imun. Jadi, cobalah berikan anak makanan yang tinggi vitamin C, vitamin D, seng, selenium, besi, asam amino, serta protein hewani dan nabati agar ia cepat sembuh.

4. Biarkan Anak Banyak Tidur

Selama sakit, pastikan si Kecil banyak tidur agar kesehatannya cepat membaik. Agar si Kecil nyenyak tidurnya, jaga suasana kamar tidur Si Kecil tetap nyaman dengan memastikan suhu kamarnya tidak terlalu dingin atau panas, matikan lampu agar suasanya temaram dan teduh, serta jauhkan benda-benda yang berisik dan mengganggu tidurnya, seperti TV dan gadget.

Minta juga anggota keluarga lainnya untuk tidak berkegiatan terlalu bising agar tidur si Kecil tidak terganggu. Selain pertolongan pertama di atas, orang tua juga bisa memberikan obat pereda nyeri untuk mengatasi demam, sakit kepala, dan nyeri yang si Kecil alami. Tetapi, jangan berikan aspirin atau ibuprofen kepada anak karena berisiko menyebabkan perdarahan.

Ingat, masyarakat perlu waspada apabila dalam 2-3 hari, gejala yang dialami si Kecil justru semakin memburuk. Misalnya, si Kecil tampak lemas, sering muntah, terjadi perdarahan di gusi, mulai mengigau, tangan dan kaki mulai dingin dan mimisan. Segeralah bawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Apakah DBD pada Anak Berbahaya?

Anak yang terinfeksi mungkin akan pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Namun, penyakit demam berdarah pada anak cenderung lebih berisiko untuk berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, disebut sindrom syok dengue. Bahkan, pada kasus tertentu demam berdarah bisa mengakibatkan kematian pada anak jika tidak cepat ditangani dengan tepat. 

Sindrom syok dengue lebih berisiko terjadi pada anak yang pernah menderita DBD sebelumnya. Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor, serta jumlah trombosit dalam aliran darah turun drastis. Hal inilah yang bisa menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ, bahkan kematian. 

Berikut ini gejala demam berdarah parah yang perlu diwaspadai oleh masyarakat di Kota Lhokseumawe : Sakit perut yang parah, Muntah terus menerus. Gusi atau hidung mengalami perdarahan, Darah dalam urin, feses, atau muntahan, Perdarahan di bawah kulit yang terlihat seperti memar, Napas terasa sulit atau terengah-engah, Kelelahan, Mudah marah atau gelisah. Jika terjadi gejala tersebut, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, ucap Cut Fitri.

DBD 

Cara Mencegah DBD pada Anak

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Siapa yang tidak setuju dengan peribahasa ini? Terkait pencegahan demam berdarah, IDAI menjelaskan bahwa cara mencegah DBD yang paling efektif adalah melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.

Berikut penjelasannya, menguras atau membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air, misalnya bak mandi, vas bunga, tempat minum burung, tempat penampungan air dispenser, dan penampung air kulkas. Bersihkan sekurang-kurangnya 7 hari sekali.

Menutup rapat tempat penampungan air, seperti toren air, drum, dan lain-lain. Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, jika tidak memungkinkan, bisa dibuang dengan cara menguburnya.

Sementara makna Plus yaitu berbagai kegiatan pencegahan, misalnya memakai kelambu saat tidur, memasang jaring anti nyamuk di ventilasi, menggunakan obat anti nyamuk, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar. Pencegahan DBD juga bisa tercapai melalui pemberian vaksin dengue. Akan tetapi, vaksin DBD baru bisa diberikan pada anak usia 9 - 16 tahun.  (ADVERTORIAL)

Lebih baru Lebih lama