SAMUDERAPOS.id
SAMUDERAPOS.id

Pesantren QAHA Harapan Baru Masyarakat Lhokseumawe

Peletakan batu pertama pasantren Qaha.

Lhokseumawe, Samuderapos.com - Hari itu Sabtu sekitar jam 10.00 wib sinar mentari pagi menembus kabut tipis yang menyelimuti perkampungan Lhokseumawe, Aceh. terasa sejuk dan semilir angin membawa harum tanah basah. Hari itu bukan sembarang hari, melainkan hari yang diimpikan oleh seluruh warga desa Tumpok Tengoh, Kecamatan Banda Sakti yaitu Hari peletakan batu pertama Pesantren QAHA, pesantren yang akan menjadi cahaya ilmu bagi anak-anak mereka.

Sejak subuh, hiruk pikuk sudah memenuhi desa. Para lelaki bersiap dengan pakaian terbaik mereka, sementara para perempuan sibuk menyiapkan hidangan untuk para tamu undangan. Anak-anak berlarian dengan riang, wajah mereka penuh antusias menyaksikan hari yang bersejarah ini.

Tepat pukul 10.00, wib suara sound sistem nyaring, seolah memanggil seluruh penduduk desa untuk berkumpul di tanah lapang yang telah disiapkan. Di sana, sebuah batu bata merah berukuran besar telah ditempatkan dengan rapi, dibungkus kain putih bersih. Di sekelilingnya, berjejer para ulama, Waled Lapang, Abu Paya Pasi serta tokoh masyarakat, dan donatur yang datang dari berbagai penjuru Aceh.

Acara dimulai dengan selawat dan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menggema syahdu, disusul sambutan-sambutan penuh harap dan cita-cita. Tgk Jamaluddin H. Thahir penggagas pendirian pesantren QAHA, berdiri dengan mata berkaca-kaca.

"Hari ini, kita tidak hanya meletakkan batu, tapi juga meletakkan harapan. Harapan agar pesantren ini menjadi rumah ilmu, tempat anak-anak kita menimba pengetahuan agama dan dunia. Harapan agar kelak mereka menjadi generasi yang beriman, Qari Hafid berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya, suaranya penuh semangat.

Setelah sambutan, tiba saat yang paling ditunggu-tunggu. Tgk Jamaluddin didampingi para ulama dan tokoh masyarakat, melangkah ke depan batu bata merah. Dengan perlahan dan penuh khidmat, beliau mengangkat sekop berisi semen dan mengoleskannya ke batu tersebut.

Gambar Peletakan batu pertama yang dilaksanakan oleh waled lapang salah seorang ulama kharismatik, Pesantren QAHA Terbuka di jendela baru. 

Seketika, gemuruh takbir menggema, memecah keheningan pagi. Para warga desa berpelukan, air mata bahagia membasahi pipi mereka. Peletakan batu pertama itu menjadi simbol dimulainya sebuah perjalanan, perjalanan panjang untuk membangun masa depan yang lebih baik melalui pendidikan Islam.

Dalam semarak perayaan itu, tersimpan juga semangat gotong royong yang kuat. Para lelaki bahu-membahu menggali tanah, sementara para perempuan dengan cekatan mengaduk semen. Anak-anak pun tak mau ketinggalan, mereka membantu mengangkut batu bata dan peralatan lainnya.

Hari itu Desa Tumpok Tengoh dipenuhi dengan semangat kebersamaan dan optimisme. Peletakan batu pertama Pesantren QAHA bukan hanya sekedar acara seremonial, tapi menjadi penanda awal dari sebuah mimpi besar. Mimpi untuk membangun masa depan yang cerah, dimana ilmu pengetahuan agama dan dunia menjadi pegangan bagi generasi penerus Aceh.

Meskipun Pesantren ini masih dalam tahap awal pembangunan, namun semangat dan tekad masyarakat Lhokseumawe tak pernah padam. Mereka yakin, dengan kerja keras dan bantuan dari Allah SWT, Pesantren ini akan segera berdiri kokoh, menebar cahaya ilmu Alquran bagi seluruh penjuru Aceh.

Kisah peletakan batu pertama Pesantren QAHA ini menjadi pengingat bahwa mimpi besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dengan keyakinan dan semangat kebersamaan, apapun bisa dicapai. Semoga Pesantren ini menjadi teladan bagi pesantren lain di Aceh, dan semoga anak-anak Lhokseumawe kelak menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Sementara pada malam hari Tgk Jamaluddin mengundang Para Qori Internasional ustadz H Darwin Hasibuan besarta rekannya baik dari Aceh Maupun Sumatra Utara. 

Mereka melantunkan ayat-ayat Alquran dengan berbagai nada, serta mengugah hati para pendengar yang antusias terhadap kalam Ilahi. (Man)

Lebih baru Lebih lama