![]() |
Drs. H. Maiyusri Kankemenag Aceh Utara |
SAMUDERAPOS.com - Sudah saatnya kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah, karena dengan takwa nilai ibadah kita akan diperhitungkan oleh Allah SWT.
Demikian disampaikan Drs. H. Maiyusri Kankemenag Aceh Utara saat mengajak semua elemen masyarakat yang berada di Mesjid Abu Keumala Kecamatan Seunuddon dalam khutbah singkatnya.
Beliau menuturkan cara Ikhlas Beramal menurut Imam Ghazali, Ikhlas merupakan salah satu bagian tauhid amalan hati yang berat, mari kita hayati dengan seksama untuk bisa di praktekkan.
Maiyusri mengingatkan, para dai dan ulama sering mengingatkan agar kita selalu ikhlas dalam melakukan sesuatu. Namun, ikhlas bukanlah perkara mudah untuk dicapai. Lalu bagaimana agar kita bisa ikhlas dalam beramal, imbuhnya.
Menurut Maiyusri, Dalam kitabnya yang berjudul "Minhaj al-Abidin", filsuf dan teolog muslim ternama, Imam Al Ghazali, telah menjelaskan tentang ikhlas dalam beramal.
Dia berkata: “Ikhlas beramal adalah niat taqarrub kepada Allah SWT, dan niat mengagungkan perintah-perintah-Nya serta niat melaksanakan seruan-Nya.”
Maiyusri memaparkan, dalam memupuk niat tersebut, seseorang perlu ijtihad dan memiliki kemauan yang tinggi. Dengan demikian, baru bisa mencapai keikhlasan tersebut.
Imam Al Ghazali menjelaskan: "Yang mendorong itu semua adalah ijtihad dan sungguh-sungguh.”
Ikhlas dalam beramal sejatinya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mengupayakan sepenuhnya untuk beribadah. Maka dari itu, terlebih dahulu seseorang perlu menata niat, niat yang lurus dan kuat.
Lebih lanjut, Imam Ghazali menjelaskan, ikhlas beribadah dilakukan bersamaan dengan yang dikerjakan. Maka dari awal sampai akhir, seseorang seyogyanya terus mengerjakan dengan ikhlas.
Selain menjelaskan tentang ikhlas dalam beribadah, Imam al-Ghazali juga menjelaskan tentang ikhlas dalam memohon pahala kepada Allah SWT.
Menurut Al Ghazali, yang dimaksud ikhlas dalam memohon pahala adalah mencari kemanfaatan akhirat dengan amal baik. Sebab, pahala sejatinya didapat dengan amal baik yang dibarengi dengan niat baik serta keikhlasan.
Maka di dalam hati tidak boleh terdapat sifat riya. Jika ada, maka amalnya akan gugur dan tidak bisa mendapat pahala atau kemanfaatan di sisi-Nya. Sejatinya seseorang itu tidak perlu ada embel-embel dalam memohon pahala kepada Allah SWT.
“Yang dimaksud ikhlas dalam memohon pahala adalah bermaksud mencari kemanfaatan akhirat dengan amal baik.”
”Ikhlas mencari pahala yaitu mengharapkan manfaat akhirat dengan amal yang bagus, yang tidak ditolak dengan penolakan yang benar-benar meragukan, orang ikhlas yang bagus amalnya berharap manfaat dari amal tersebut."
Demikian di uraikan oleh Maiyusri saat menjadi Khatib di Mesjid Abu Keumala yang merupakan salah satu Mesjid kebanggaan masyarakat Seunuddon, Aceh Utara. (Suha)