● ADVERTORIAL
LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM - Fakultas Kesehatan, Tekhnologi dan Sains Universitas Bumi Persada sepakat Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dan berkomitmen menangani kasus stunting dalam wilayah Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
Blang mangat memiliki luas wilayah 181,1 km dan terbagi dalam 22 Gampong, dengan jumlah penduduk lebih 30 ribu jiwa.
Blang Mangat saat ini terdata sebagai salah satu Kecamatan dengan jumlah balita stunting yang masih tinggi.
Dengan adanya komitmen kerja sama sentuhan dunia pendidikan ini kiranya dapat membangun suatu kekuatan baru dalam upaya penanganan stunting di Kota Lhokseumawe khususnya di Kecamatan Blang Mangat.
“Kita siap berkolaborasi dengan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam wilayah Kecamatan Blang Mangat dalam penanganan stunting,” ujar Tutur Warek I Universitas Bumi Persada, Eka Sutrisna, MKes.
Dalam kegiatan ini lanjut Eka, melibatkan para mahasiswa yang dibimbing oleh para Dosen dalam upaya-upaya penanganan stunting dan pendampingan terhadap keluarga-keluarga dengan anak stunting.
Kehadiran Dosen dan tenaga medis muda membawa wahana baru bagi masyarakat dalam wilayah Kecamatan Blang Mangat dalam kegiatan pendampingan penggunaan dan pengolahan bahan pangan lokal menjadi bahan pangan yang bernilai gizi tinggi, bagi ibu-ibu yang memiliki balita stunting.
Ini adalah implementasi hasil penelitian dosen dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa.
“Pemantauan pertumbuhan anak stunting dengan berbagai intervensi yang kita lakukan, sehinga angka stunting bisa diturunkan, bahkan tidak ada lagi dengan pembiasaan prilaku didalam masyarakat,” ungkap Eka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza MKM sangat mendukung program Fakultas Kesehatan, Tekhnologi dan Sains Universitas Bumi Persada terhadap implementasi penanganan stunting.
"Intervensi-intervensi yang akan dilakukan nantinya, dan harapannya angka stunting di Kecamatan Blang Mangat dapat menurun bahkan menjadi nol,” pungkas Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe.
Untuk mempercepat penurunan stunting, Puskesmas dan Posyandu memantau Pertumbuhan Balita diantaranya melalui penimbangan dan pengukuran serta pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS).
Pemberian Kapsul Vitamin A; Praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pendidikan gizi Ibu Balita; Minum Tablet Tambah Darah bersama untuk mengatasi Anemia pada Remaja Putri (50 anak); serta penyuluhan pada Kelas Ibu Hamil.
Balita perlu dipantau pertumbuhannya setiap bulan di Posyandu. Selain itu, ibu Balita perlu ingat bahwa Balitanya harus mendapatkan Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.
Kader Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas senantisa mengingatkan masyarakat yang memiliki bayi untuk memberi ASI eksklusif, yaitu bayi usia 0 sampai 6 bulan hanya mendapat ASI saja.
Selanjutnya bayi dapat mengonsumsi Makanan Pendamping ASI mulai usia 6 bulan serta meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
Para kader di Posyandu juga memberi Penyuluhan PMBA yang diberikan di Posyandu. Hasil dari penyuluhan ini harus dipraktikkan di rumah supaya Balita mendapatkan asupan makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga daya tahan tubuhnya menjadi lebih baik, dan anak jarang sakit, terhindar dari risiko stunting.
Tidak hanya kepada bayi dan Balita, para ibu hamil dianjurkan untuk rutin mengikuti kelas ibu hamil agar ibu dan calon anak sehat serta terhindar dari risiko stunting.
Demikian pula pada remaja. Mereka ditekankan untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah secara teratur agar terhindar dari Anemia (kurang darah). Konsumsi TTD bermanfaat sekaligus untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan sebagai persiapan menjadi calon ibu kelak yang sehat, Tutur Safwaliza. []