SAMUDERAPOS.id
SAMUDERAPOS.id

Dinkes Lhokseumawe : Begini Cara Penanganan dan Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe hadiri rapat Pemetaan urusan yang dapat Dikerjasamakan di Jakarta. FOTO | DAHLAN AMRY 

LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM – Penyakit jantung atau dalam istilah medis disebut penyakit jantung koroner adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang menyuplai darah ke jantung (pembuluh darah koroner) mengalami kerusakan.

Tumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan diduga menjadi penyebab penyakit ini terjangkit.

Hal tersebut disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza kepada media ini dalam wawancara eksklusif belum lama ini di Lhokseumawe.

Lebih lanjut, Safwaliza menjelaskan, Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi apabila arteri koroner (arteri yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung) tersumbat oleh zat lemak yang disebut plak atau ateroma. Plak ini menumpuk secara bertahap di dinding bagian dalam arteri, yang akhirnya membuat arteri menjadi sempit.

“Proses penyempitan ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis bahkan sudah dapat terjadi pada usia muda, dan menjadi bertambah hebat pada saat seseorang mencapai usia pertengahan,” kata Safwaliza M.Kes.

“Jika arteri sudah benar-benar sempit, suplai darah ke otot jantung mulai berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti angina (nyeri dada). Jika arteri telah benar-benar sempit dan memblokir suplai darah ke jantung, maka terjadilah serangan jantung,” lanjutnya.

Sementara itu, Safwaliza menyampaikan,  penyebab terjadinya penyakit jantung koroner itu,  dikarena arteri koroner yang dapat menyempit atau tersumbat oleh penimbunan plak di dinding arteri. Plak tersebut  terbuat dari kelebihan kolesterol  serta  zat-zat lain yang mengapung melalui arus darah, seperti sel-sel yang meradang, protein dan kalsium.  Ada banyak penyebab penyakit jantung koroner.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang bisa memicunya penyakit jantung koroner, seperti, tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan. kebiasaan merokok. dan peradangan pada pembuluh darah,” ujarnya.

Lanjut Safwaliza, seiring dengan berjalannya waktu plak akan berkembang dengan ukuran yang berbeda-beda. Bila bagian luar plak yang keras retak atau robek, platelet (partikel berbentuk cakram dalam darah yang membantu pembekuan darah) akan datang ke daerah tersebut dan terbentuk penggumpalan darah di sekitar plak. 

Sehingga arteri semakin menyempit dan semakin sedikit ruang bagi darah untuk mengalir melalui arteri. Proses penimbunan plak dalam arteri ini disebut aterosklerosis, yang juga dikenal sebagai “pengerasan arteri”.

Menurut Kepala Dinkes Lhokseumawe itu, faktor risiko penyakit jantung koroner  itu yakni, Faktor usia, Jenis kelamin, Riwayat keluarga, Ras, Hiperlipidemia, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Obesitas, dan Kebiasaan merokok. Jadi untuk faktor risiko tersebut dibedakan menjadi dua yaitu faktor resiko yang bisa dirubah dan tidak bisa dirubah.

“Unuk faktor resiko yang dapat dirubah yakni, merokok, kolestrol tingkat tinggi, hipertensi (darah tinggi) ,diabetes (kencing manis), kurang berolahraga dan obesitas atau kelebihan berat badan, “ jelasnya.

Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dirubah adalah usia, jenis kelamin laki-laki,, memiliki riwayat keluarga penderita penyakit jantung dan ras.

“Kabar baiknya meskipun faktor risiko tersebut tidak dapat diubah, kita masih dapat menurunkan faktor risiko secara keseluruhan dengan cara menjalankan pola hidup sehat dan minum obat yang diresepkan oleh dokter,” tuturnya.

Sementara untuk pencegahan penyakit jantung  koroner tersebut, Safwaliza menjelaskan, sebelum terkena jantung koroner, sebaiknya lakukan pencegahan terhadap jantung koroner. Pencegahan bisa dilakukan dengan tips sederhana. Yang harus dilakukan pertama kali untuk mencegah jantung koroner, periksalah tekanan darah secara teratur guna mengontrol tekanan darah.

“Upayakan jangan merokok, berhentilah merokok, jika merupakan perokok berat dan merasa tidak bisa melakukannya, maka kurangi sedikit demi sedikit jumlah rokok yang dihisap. Dan jangan sesekali menghirup asap rokok dari perokok lain, karena asap rokok mengandung racun-racun yang sangat berbahaya,” jelasnya.

Kemudian lanjut kadis Kesehatan Lhokseumawe ini, periksa kadar glukosa darah, guna mengidentifikasi sedang mengidap penyakit diabetes atau tidak, karena biasanya penyakit diabetes adalah tangga menuju jantung koroner.

Menjaga bentuk badan agar tetap ideal, jantung koroner biasa menyerang orang-orang yang memiliki kelebihan badan atau obesitas. Maka dari itu menjaga berat badan agar tetap ideal itu penting.

“Lakukanlah diet rendah kolesterol dan hindari makanan yang memiliki kadar lemak jenuh. Berfikiran positif dan hindari stres atau perasaan cemas yang berlebih. Lakukan relaksasi atau program santai agar tidak merasakan perasaan tersebut,” ujarnya.

Lakukan olahraga yang teratur. tidak perlu olahraga yang berat atau ekstrim, cobalah untuk melakukan jalan-jalan pagi atai jogging di pagi hari, manfaatkan sinar matahari di jam 6-8 pagi, karena terdapat kandungan Sinar Far Infra Red, lakukan minimal tiga kali dalam seminggu, tidak perlu jalan lama-lama, paling tidak 30 menit saja sudah bisa membantu.

“Kemudian harus sering melakukan check up yang teratur untuk mengetahui perkembangan tubuh. Agar kita bisa mengambil langkah selanjutnya,” katanya.

Selanjutnya pola makan sehat, makanlah makanan yang sehat, yang mengandung omega 3 dan serat yang berlimpah. Sayur dan buah akan memperbaiki saluran pencernaan. Kemudian mulai perbaiki pola hidup jadi lebih sehat, jangan terlalu sering makan-makanan yang berpengawet, hindari makanan kemasan.

“Terapkan menu makan yang kaya serat dan cukup nutrisi, perhatikan pula cara pengolahannya, sebaiknya hindari makanan yang diolah dengan cara digoreng di dalam banyak minyak, sebaliknya olah makanan dengan cara ditumis, direbus, ataupun dikukus,” ujarnya.

Kemudian, terkait pola makn sehat ini, Siti Dara menyampaikan, jika harus mengolah makanan dengan cara menggoreng, sebaiknya gunakan minyak zaitun daripada minyak goreng, sebab minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang rendah.

Hindari makanan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak tinggi,  misalnya seafood–kandungan kolesterol tinggi di dalamnya dapat membahayakan jantung. Pilih produk makanan yang rendah lemak atau bahkan tanpa lemak. Konsumsi susu, keju, ataupun mentega yang rendah lemak.

Selain lemak, hindari juga makanan yang mengandung gula yang tinggi, misalnya soft drink. Konsumsi karbohidrat secukupnya karena secara alami tubuh akan memproses karbohidrat menjadi gula dan lemak. Mengonsumsi oat atau gandum dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

“Jaga pola makan agar tidak berlebihan, sehingga terhindar dari kegemukan. Seseorang dengan lingkar pinggang lebih dari 80 sentimeter memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena serangan jantung coroner,”  ucapnya.

“Selain itu, obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes. Diabetes merupakan salah satu faktor yang mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner selain dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung,” pungkas Safwaliza M.Kes. (ADVERTORIAL)

Lebih baru Lebih lama