![]() |
PJ Walikota Lhokseumawe Launching Dapur Sehat Atasi Stunting. FOTO | DAHLAN AMRY |
LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM - Penjabat (Pj) Walikota Lhokseumawe, Dr. Drs. Imran, M.Si, MA.Cd bersama Kepala Kejaksaan Negeri Lhokseumawe Lalu Syaifuddin dan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd., melaunching Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) bagi 58 Kampung Keluarga Berkualitas se Kota Lhokseumawe.
Kegiatan tersebut yang dilaksanakan di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe belum lama ini di Lhokseumawe.
Acara tersebut dihadiri puluhan stakeholder lintas sektor, dari berbagai unsur terkait, mulai dari tingkat desa, Kecamatan, hingga tingkat se Kota Lhokseumawe.
PJ Walikota Imran mengatakan, program DASHAT yang diterapkan di Kota Lhokseumawe, merupakan program BKKBN RI yang dibina oleh BKKBN Aceh dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Lhokseumawe dan Dinas Kesehatan.
Menurut Imran, dalam upaya mengatasi persoalan stunting di daerah, melalui pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta baduta/balita stunting, khususnya bagi keluarga kurang mampu, dengan memanfaatkan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.
![]() |
Kejaksaan Negeri Lhokseumawe Lalu Syaifuddin dukung penuh DASHAT |
Dalam sambutannya, Pj Walikota Imran, menyampaikan sangat concern terhadap upaya percepatan penanganan stunting, yang juga merupakan salah satu isu utama pemerintah, dimana prioritas penurunan stunting Nasional yang di instruksikan oleh Presiden pada tahun 2024 mendatang, ditargetkan mampu turun hingga 14 persen.
Ia menyebutkan Kota Lhokseumawe, memiliki 58 gampong keluarga berkualitas dengan 40 gampong merupakan lokasi fokus (Lokus) penanganan stunting.
Untuk itu, sambung Pj Walikota Imran melalui program DASHAT ini, diharapkan mampu memberikan edukasi serta memberdayakan masyarakat untuk pemenuhan gizi seimbang, baik bagi balita, ibu menyusui, ibu hamil dan keluarga beresiko stunting, utamanya dengan memanfaatkan sumber pangan lokal maupun sumber daya dari mitra lainnya.
Menurutnya, program DASHAT yang digagas BKKBN itu, bisa menjadi langkah konkret dalam mempercepat penurunan stunting, yang menyasar langsung kepada keluarga berisiko stunting, sekaligus mendorong masyarakat untuk bersama menunjukkan tanggung jawab sosial kepada keluarga yang berisiko tinggi stunting.
Dengan hadirnya Program DASHAT ini, Imran berharap seluruh gampong, baik yang sudah terbentuk gampong KB maupun gampong Lokus stunting, untuk dapat menyelenggarakan dan menyukseskan pelaksanaan program tersebut sehingga percepatan penurunan prevalensi stunting di Kota Lhokseumawe dapat tercapai pintanya.
Disamping itu, lanjutnya, pada tahun 2023 ini, Pemko Lhokseumawe juga telah melakukan berbagai upaya penurunan stunting, dengan mengoptimalkan kerja sama dengan Kemenag Lhokseumawe dengan melibatkan KUA Kecamatan untuk melakukan pendampingan kepada calon pengantin bersama tim pendamping keluarga yang telah dibentuk.
Selain itu, pihaknya juga telah mencanangkan Bapak/Bunda asuh anak stunting tingkat gampong se KotaLhokseumawe, melalui surat keputusan Walikota Lhokseumawe.
"Keberhasilan program DASHAT merupakan tanggung jawab bersama, termasuk partisipasi masyarakat sebagai pendorong utama percepatan penurunan stunting di KotaLhokseumawe" tandasnya Imran.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, mengapresiasi Pemko Lhokseumawe yang sangat concern dan mendukung penuh penerapan DASHAT di Kota Lhokseumawe.
"Dalam pelaksanaannya, setiap desa akan didampingi oleh ahli gizi, agar makanan yang di olah benar-benar memenuhi gizi seimbang" terangnya.
Ia menyebutkan target Nasional penurunan stunting yang dicanangkan Presiden adalah 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Sedangkan untuk Provinsi Aceh, penurunan stunting di targetkan turun di angka 19 persen.
Untuk itu, dibutuhkan partisipasi aktif dan sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, hingga tingkat desa.
"Kami optimis, di bawah kepemimpinan Pj Walikota Lhokseumawe Imran, mampu memenuhi target untuk menekan angka stunting ini dan menjadi leader dalam penanganan stunting di Aceh" ucap Sahidal.
Pada kesempatan itu, BKKBN Aceh juga menyerahkan SK pengelolaan DASHAT dan paket makanan tambahan nutrisi gizi kepada perwakilan kampung keluarga berkualitas se Kota Lhokseumawe.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Lhokseumawe Lalu Syaifuddin mengatakan Stunting perlu untuk diatasi karena angka stunting masih sangat tinggi. Secara nasional angka stunting berada pada kisaran 27%.
Sambung Lalu Syaifudin, Salah satu upaya penurunan stunting adalah dengan DAHSAT. Dahsat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu meyusui dan baduta/balita stuting terutama dari keluarga kurang mampu.
Dapur Sehat Atasi Stunting akan ada dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting, bersama para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal, karena sekaligus memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat sendiri.
Kegiatan DAHSAT sendiri mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Dalam hal ini masyarakat akan diberi sosilaisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bericita rasa dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan.
Turut hadir dalam acara tersebut, jajaran Forkopimda Kota Lhokseumawe, para Kepala SKPK terkait, Ketua TP PKK Kota Lhokseumawe, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Lhokseumawe, Direktur RSUD, para camat, akademisi, Satgas penurunan stunting KotaLhokseumawe, Kepala puskesmas se Kota Lhokseumawe, Ketua TP PKK kecamatan, serta Keuchik 68 gampong keluarga berkualitas. (ADVERTORIAL)