LHOKSEUMAWE | SAMUDERAPOS.COM - Istri Penjabat (Pj) Walikota Lhokseumawe Ny Rosnelly SKM, mendorong para ibu di Kota Lhokseumawe untuk meningkatkan pemberian asupan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi. ASI lebih sehat dan bergizi dari pada susu kaleng yang mahal.
Saya juga menekankan, bahwa masyarakat kota Lhokseumawe tidak boleh terpaku pada informasi yang tidak benar dan harus selalu mengikuti arahan dari tenaga kesehatan yang terpercaya.
"Saya mengimbau kepada para ibu, terutama yang menyusui, untuk selalu memberikan ASI dan imunisasi pada anak-anak. Jangan percaya hoaks bahwa vaksin imunisasi itu berbahaya," ujar Rosnelly SKM kepada media Samuderapos, Selasa 9 Mei 2023 di Lhokseumawe.
Menurut Rosnelly, hasil lawatannya ke beberapa Puskesmas di Kota Lhokseumawe mengatakan masyarakat harus mengoptimalkan kesehatan anak-anak. Selain menyampaikan pesan penting tentang kesehatan anak-anak, Rosnelly juga mengajak masyarakat fokus untuk pemberian ASI eksklusif kepada balita.
Sambung Rosnelly, asupan gizi Ibu hamil berpengaruh pada pertumbuhan janin. Untuk itu asupan gizi seimbang pada ibu hamil sangat penting. Karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, tuturnya.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Cut Fitri mengatakan seorang ibu hamil memerlukan asupan gizi yang cukup karena memerlukan energi tambahan untuk ibu dan calon bayi.
Sehingga, perlunya penambahan berat badan pada ibu hamil, sebelum dan sesudah masa kehamilan. “Jadi harus sering makan, boleh sedikit namun sering. Normalnya kenaikan berat badan delapan hingga sembilan kilogram,” katanya, Rabu, 09 Mei 2023 di ruang kerja nya.
Menurutnya, ibu hamil harus memperbanyak protein-protein hewani sehingga bayi yang dikandungnya tidak berpotensi kekurangan gizi, karena jika kekurangan gizi maka ibu hamil akan berpotensi anemia dan kekurangan energi kronis (KEK).
“Itu ditandai dengan memeriksa lingkar lengan atas ibu hamil, jika kurang dari 23,5 centimeter berarti dia KEK. Jika ibu hamil anemia dan KEK, maka kecenderungan bayi akan lahir dengan berat badan yang rendah di bawah 2,5 kilogram,” ucapnya Cut Fitri.
Jika mengumpulkan 10 orang ibu hamil diperkirakan tiga hingga empat orang dari sampel tersebut, dapat menderita KEK dengan persentase 30 persen di Aceh. Lanjut dia, kekurangan asupan gizi biasanya disebabkan karena tidak tersedianya makanan yang bergizi akibat ekonomi yang rendah.
Kemudian ada pula makanan di butuhkan telah tersedia, namun kurangnya pengetahuan akan pentingnya sayuran, buah-buahan dan protein hewani. “Biasanya ada penyebab langsung dan penyebab tidak langsung, seperti panen yang tidak berhasil sehingga tidak tersediannya makanan.
Memang ada yang ingin memenuhi asupan gizi bagus, namun tidak bisa menjangkau karena faktor sosial ekonomi dan akses ke bahan tersebut tidak tersedia,” jelasnya.
Menurutnya, ibu hamil selain mengonsumsi makanan berupa sayur-sayuran segar, buah-buahan kemudian protein hewani, juga harus memakan makanan yang bervariasi agar nutrisi dapat terpenuhi.
“Memang saat kehamilan sering mengalami muntah muntah tapi tidak boleh takut dengan makanan, jika pemenuhan gizi tidak seimbang, anak-akan berpengaruh mengalami kecenderungan stunting,” imbuhnya.
Sedangkan berkaitan susu, lanjut Cut Fitri, ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan/minuman tambahan atau pengganti kepada bayi hingga berusia 6 bulan. ASI telah memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan bayi sampai umurnya 6 bulan. Karena itulah tidak dibutuhkan sumber asupan lain selama periode itu selama ASI yang dihasilkan berkualitas.
Lanjut Cut Fitri, setelah 6 bulan, pemberian ASI eksklusif bukan berarti harus berhenti. ASI tetap dapat diberikan kepada bayi hingga usianya 2 tahun. Pemberian ASI hingga usia bayi 2 tahun justru banyak memberikan manfaat. Bahkan manfaat ini tidak hanya bisa didapatkan oleh bayi, tapi juga ibu.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa manfaat ASI eksklusif lebih besar dibanding susu pengganti, termasuk susu formula. Itu sebabnya lembaga kesehatan dunia, terutama WHO, mengimbau semua ibu yang mampu memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya, terang Cut Fitri.
Berikut ini manfaat pemberian ASI sejak lahir hingga usia 2 tahun:
1. Memberikan nutrisi kepada bayi, Jika mengira ASI eksklusif tak lagi memiliki nilai nutrisi setelah setahun, itu keliru. ASI selalu mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi. Misalnya protein, kalsium, dan vitamin.
2. Meningkatkan sistem imun, Bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih jarang sakit dan tingkat mortalitasnya rendah. Sistem imun bayi akan kian meningkat jika lebih lama mendapat ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.
3. Meningkatkan perkembangan otak, Kandungan nutrisi dalam ASI membantu perkembangan otak bayi. Proses menyusui juga punya andil, misalnya ketika bayi menyusu dalam posisi berbeda sehingga mereka tidak terpaku pada posisi yang sama seperti ketika meminum susu dari botol.
4. Ibu jadi lebih sehat, Ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih kecil risikonya mengalami kanker payudara. Risiko penyakit kanker lain juga lebih kecil, seperti kanker endometrial dan ovarian.
5. Menenangkan bayi dan ibu, Baik ibu maupun bayi bisa lebih tenang dalam proses menyusu hingga usia 2 tahun. Sebab, ada jalinan batin dalam proses itu. Ibu terutama bisa lebih tenang dan nyaman, misalnya setelah capek pulang kerja, akhiri Cut Fitri Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Lhokseumawe. [ ADVERTORIAL]