![]() |
Terlihat saat Peringatan 19 Tahun Stunami, Warga Pusong dan Nelayan Sekota Lhokseumawe Larut dalam Zikir dan Doa Bersama, bertempat di UPTD TPI Pusong. FOTO | DAHLAN AMRY |
LHOKSEUMAWE| SAMUDERAPOS.COM- Masyarakat Pusong dan Masyarakat nelayan sekota di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, larut dalam zikir dan doa bersama mengenang peristiwa tsunami yang meluluhlantakkan pesisir Aceh pada 26 Desember 2004.
Kegiatan doa dan zikir bersama tersebut dilakukan di Gedung Sekaya Maritim UPT PPI Pusong, Lhokseumawe, yang diikuti oleh masyarakat nelayan dan pesisir yang ada di beberapa desa dalam wilayah Kota Lhokseumawe, Selasa (22/1223)
Sejumlah warga baik pria maupun wanita yang ikut berdoa bersama tersebut tampak menitikkan air mata mengenang peristiwa 19 tahun silam, saat-saat mengaminkan doa yang dibaca oleh Pimpinan Dayah Madinatud Diniyah setempat Abi Badruddin Bin Tgk M. Ilyas.
Pawang Laot senior Nasruddin (Pawang Imum) Pusong Lhokseumawe mengatakan, kegiatan doa bersama yang dilakukan oleh warga di sekitar pesisir dan para pawang merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengenang kembali peristiwa tsunami yang pernah melanda Aceh.
"Tujuannya adalah kita mendoakan kepada yang telah meninggal saat peristiwa itu dan juga untuk mengingatkan kita yang masih hidup supaya jangan lupa bersyukur serta menjauhi dari perbuatan dosa," ungkapnya.
![]() |
Ratusan warga dan nelayan larut dalam zikir |
Nasruddin mengharapkan dengan peringatan yang dilakukan setiap tahunnya tersebut mampu menjadi jalinan silaturahmi antara sesama masyarakat nelayan serta semakin memperkuat keimanan kepada yang Maha Kuasa agar kedepan dijauhkan dari bala bencana seperti yang telah terjadi.
Tambah Pawang Imum, saat peringatan kejadian tsunami tersebut, nelayan dilarang melaut. Dimana masa berlaku larangan melaut pada hari dimaksud adalah mulai pukul 06.00 WIB hingga selesai acara doa bersama.
Sebagaimana terlihat, kapal-kapal nelayan di kawasan Pusong terlihat berada di dermaga Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI). Begitu juga dengan aktivitas lainnya seperti membuat jaring juga tidka terlihat. Bahkan warung-warung disekitar kampung nelayan tersebut juga tidak buka karena warga berkumpul berdoa. (SP/DAMRY)